KABARWAKATOBI.COM, WANGI-WANGI-Di zaman Pemerintahan Haliana, secara bertahap masyarakat Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) telah dijamin dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan. Hal itu disampaikan pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Wakatobi Haliana-Safia Wualo pada saat melakukan kampanye dialogis di Desa Waha, Kecamatan Wangiwangi baru-baru ini.
Dikonfirmasi mengenai inovasi dan kebijakannya itu, Bupati yang sementara menjalani cuti kampanye tersebut menjelaskan, untuk di wilayah Waha Raya tercatat sebanyak 213 orang yang sudah tercover. Menyasar perangkat masjid, non Aparatur Sipil Negara (ASN), honorer, pekerja rentan, petani, nelayan, tukang batu, ojek, dan sebagainya.
“Saya sudah berbuat, namun banyak yang belum menyadari bahwa saya sudah kasih penjaminan itu. Di Wakatobi sudah kurang lebih Rp2 miliar yang kita anggarkan untuk tahun 2024,” katanya di Wangiwangi, Minggu, (6/10/2024).
Tujuannya, kata dia, agar ketika ada masyarakat yang luka misalkan pada saat mengojek dan perlu pengobatan yang serius maka tidak perlu lagi merogoh uang pribadi, karena BPJS Ketenagakerjaan yang bayar.
“Ada kecelakaan kerja, ada yang meninggal pada saat pergi melaut, meninggal, bagi korban yang ketemu mayatnya, kita santuni Rp42 juta. Baru dua bulan lalu kita kasih lagi berapa orang. Di Mola ada yang tidak ditemukan mayatnya kita santuni Rp70 juta. Kita luka, kita patah, tidak bisa bekerja tentu kita harus istirahat dan akan dibiayai, diobati pada saat hari pertama sampai dia sembuh, kemudian diganti dengan uang penghasilan Rp1 juta/bulan,” ujarnya.
Haliana melanjutkan, kalau meninggal dan ada anak yang sekolah, akan disekolahkan paling banyak dua orang, sampai selesai kuliah, dibiayai juga melalui BPJS Ketenagakerjaan. Pemerintah masih terus mengcover dan itu akan berlanjut semakin banyak setiap tahun pasca dia meneken kerjasama dengan BPJS Ketenagakerjaan pada tahun 2022.
“Kalau Bupati sebelumnya mungkin berpikir lebih bagus anggarannya di bikinkan rabat-rabat supaya ada keuntungannya. Tapi saya untuk itu saya ikhlas karena masyarakat harus ada penjaminan. Karena sudah banyak kejadian di masyarakat kita. Anak-anak yang orang tuanya sakit, orang tuanya meninggal, sudah pasti pertanyaan seorang ibu dan seorang anak, bagaimana melanjutkan hidup setelah bapaknya tidak ada lagi, sementara bapak adalah pencari nafkah,” imbuhnyaimbuhnya. (Adm)