KABARWAKATOBI.COM, WANGI-WANGI-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) menerima 32 mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muhamadiyah Yogyakarta (UMY) di kantor Bupati baru-baru ini.
Sejumlah mahasiswa yang bakal KKN di perkampungan Bajo, Desa Mola Nelayan Bakti, Kecamatan Wangiwangi Selatan (Wangsel) tersebut diterima langsung oleh Bupati Wakatobi Haliana didampingi jajaran sekretariat daerah (Setda).
Di kesempatan itu Bupati Wakatobi Haliana berharap agar puluhan mahasiswa itu dapat merubah mindset atau cara berpikir masyarakat setempat terkait persoalan sampah di wilayah itu.
“Harapan saya bahwa teman-teman kita kerja keras. Saya ke depan tentu mengharapkan bahwa tadi ada beberapa program pendekatan-pendekatan untuk merubah mindset masyarakat kita di Bajo. Kami juga butuh laporan dari tim KKN mungkin ada hal-hal yang akan menjadi ide baru dari kami. Sehingga kami bisa mengambil program dan mengambil kebijakan menyesuaikan dengan apa yang telah mahasiswa KKN terapkan,” harapnya.
Kemudian soal lingkungan, kata Haliana, Pemkab sejak dulu memang mencoba untuk melakukan perubahan, belum lagi dengan sampah kiriman di musim-musim tertentu.
“Ada lorong-lorong memang tidak bisa dijangkau dengan kendaraan penjemput sampah. Pada akhirnya kadang-kadang masyarakat itu buang apa-apanya saja langsung ke bawah rumah atau ke bawah kolong. Kemudian sampah-sampah kiriman di musim barat, kita sudah capek membersihkan, tetapi tiba-tiba sampah kiriman datang lagi dari luar daerah. Nah itu persolahan sampah menjadi sesuatu yang luar biasa di sana,” katanya.
Haliana mengungkapkan, mereka di Pemkab Wakatobi betul-betul bekerja keras untuk merubah perilaku masyarakat. Sehingga dia berpesan agar mahasiswa KKN dapat memberikan edukasi kepada warga setempat.
“Walaupun kita tahu bahwa keberadaan adik-adik sekalian mungkin paling lama 40 hari di sini, tapi saya yakin sekali dengan kesungguhan ini tentu akan berdampak positif untuk memberikan kesadaran atau merubah mindset masyarakat tentang lingkungan. Karena mereka hidup dari laut, maka tentu harapan kita mereka juga menjaga laut,” ungkapnya.
Selain kepada masyarakat, Haliana menyampaikan agar hal tersebut juga disuarakan kepada pemerintah di Desa. Agar bawah kolong rumah dianggap sebagai pekarangan yang akan mewujudkan kemandiran pangan masyarakat.
“Di sana mereka tinggal pasang waring saja, jaring-jaring kecil itu, di situ sebenarnya mereka sudah bisa pelihara ikan dan itu banyak yang ada di sana, supaya ini bisa menjadi penghasilan baru. Sehingga apa-apa yang mereka buang ini yang minimal juga itu bisa dikonsumsi atau menjadi makanan ikan,” tuturnya.
“Terpenting bahwa mereka bisa memisahkan atau memilah sampah-sampah organik dan anorganik terutama plastik. Supaya jangan mereka membuang langsung ke laut, karena ini tentu sangat berbahaya dan kita tahu bahwa bahaya plastik ini akan lama dan itu tidak bisa terurai dengan cepat,” sambungnya.
Oleh karena itu, adik-adik sekalian kami sekali lagi menyampaikan terima kasih. Di Bajo ini memang kita bekerja keras. Kami sangat berterima kasih adik-adik sekalian yang mau di sana. Sehingga mudah-mudahan doa kami adik-adik tentu dengan semangat yang luar biasa, dengan bekal pengetahuan juga yang luar biasa dari kampus Ini bisa diimplementasikan dan bisa merubah mindset di masyarakat.
Haliana berkata agar mahasiswa KKN selalu berkoordinasi dengan Pemkab supaya jika terdapat kendala hendaknya membangun komunikasi dengan Camat dan kepala Desa setempat.
“Kalau ada hal yang perlu kami tindaklanjuti di daerah jangan segan-segan untuk melapor ke sini. Tentu adik-adik sekalian yang ada di sini ini juga menjadi tanggungjawab kami, untuk bisa memastikan keberadaan adiik-adik sekalian ini aman, tenteram, damai dan selamat Insya Allah sampai kemudian pulang kembali,” pungkasnya.