KABARWAKATOBI.COM, WANGI-WANGI-Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) deteksi dini cegah konflik sosial berdimensi keagamaan. Forum itu bertajuk merawat kebersamaan, meneguhkan moderasi beragama di tengah kebersamaan.

Kepala kantor Kemenag Kabupaten Wakatobi Rahman Ngakaali mengatakan, keamanan sangat penting dalam pembangunan sebuah negeri. Apalagi fokusnya adalah konflik yang berdimensi keagamaan.

Menurut Rahman Ngakaali hal itu bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, dalam hal ini pemerintah daerah (Pemda) Kabupaten Wakatobi, tidak hanya menjadi tanggung jawab pihak keamanan, TNI Polri, namun menjadi tanggungjawab semua pihak.

“Ini bukan hanya tanggungjawab pemerintah, tapi ini menjadi tanggungjawab kita bersama tanggung jawab Kemenag dan tanggung jawab ormas-ormas keagamaan. Kalau bahasa agamanya kita kenal dengan kerukunan umat beragama,” katanya di kantor Kemenag, Kecamatan Wangiwangi Selatan (Wangsel), Kamis (24/7/2025).

Diungkapkannya, bahwa sebenarnya konflik-konflik yang terjadi lebih banyak non-keagamaan. Mungkin masalah dagangan atau mungkin masalah hubungan antar keluarga, namun karena perbedaan identitas masing-masing orang yang berkonflik sehingga kemudian diidentifikasi menjadi sebuah konflik sosial.

“Dalam istilah kerukunan umat beragama itu sering kita mendengar istilah pembinaan dan pemeliharaan, memelihara dan membina kerukunan umat beragama. Harus dibina dan dipelihara, karena dalam perkara konflik ini, dimaksudkan agar kita sebagai umat Islam atau umat beragama diberikan keleluasan untuk berekspresi. Pada saat kita berinteraksi juga dengan sesama, bisa jadi terjadi kesalahpahaman dan lain sebagainya dan itu memungkinkan untuk terjadi konflik,” terangnya.

Sebagai intelijen di wilayah masing-masing, peserta FGD diharapkan mendeteksi masalah-masalah yang mungkin terjadi di tengah-tengah masyarakat. Terutama hal-hal yang berdimensi keagamaan atau berdimensi lain yang bisa berakibat pada kerukunan umat beragama.

“Karena itu hari ini kita berkumpul, mungkin ada beberapa isu barangkali yang kita harus cermati di Wakatobi, kalau secara internal saya berpikir mungkin Wakatobi agak kurang masalahnya. Jadi bapak/ibu sekalian ini bisa menjadi mata telingnya Kemenag, mata telingnya dari pihak TNI-Polri untuk mendeteksi masalah-masalah yang mungkin terjadi di tengah masyarakat kita. Supaya tidak berkembang menjadi masalah besar di Wakatobi ini yang bisa mengganggu keamanan dan ketertiban kita di tengah-tengah masyarakat,” harapnya.

Rahman Ngakaali juga berpesan, ketika ada informasi yang berkembang di tengah-tengah masyarakat supaya bisa saling memberi kabar, memberi informasi untuk saling mengklarifikasi

“Tidak serta-merta kita emosi sesaat Karena kan kadang-kadang orang itu emosinya sesat, begitu dia mendengar informasi, lalu kemudian disikapi dengan spontanitas, dengan emosi yang mungkin melampaui batas. Kita sebagai tokoh-tokoh agama, saya kira dibutuhkan kematangan, kedewasaan di dalam menanggapi isu-isu yang berkembang di tengah-tengah masyarakat kita,” imbuhnya.

“Jadi kita harus menjadi bagian dari yang bisa menengahi, yang bisa menyelesaikan masalah. Harus kita menjadi bagian dari solusi yang berkembang atas masalah-masalah yang terjadi di masyarakat kita. Jangan menjadi provokatornya, jangan menjadi bagian dari persoalan itu,”pintanya.

Sebagai informasi, dalam FGD itu peserta diberi kuisioner sekaligus mengisi survei penguatan deteksi dini konflik sosial berdimensi keagamaan 2025. Di samping itu pihak Kemenag dan 22 orang peserta tersebut melakukan penandatanganan komitmen bersama.

Untuk diketahui, FGD itu diikuti oleh 22 orang peserta yang terdiri tokoh agama, organisasi masyarakat (ormas), kepala Kantor Urusan Agama (KUA) se-Wakatobi, penyuluh agama, Pimpinan Wahda Islamiah Kabupaten Wakatobi, ketua Nahdatul Ulama (NU) Kabupaten Wakatobi,ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Wakatobi, ketua Muhammadiyah Kabupaten Wakatobi, Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kabupaten Wakatobi, ketua Muslimat Kabupaten Wakatobi, Ketua Wanita Islam Kabupaten Wakatobi, Pimpinan Daerah Aisyiyah Kabupaten Wakatobi,Pengurus Hidayatullah Kabupaten Wakatobi,Komunitas Winulu Kabupaten Wakatobi dan Media Masa.

Komentar

Silakan masukkan komentar anda!
Masukkan Nama *Wajib