KABARWAKATOBI.COM, WANGI-WANGIPerhelatan event tahunan Wakatobi wonderful festival and expo (Wave) dikurasi oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia (RI).
Kepala Bidang Pengembangan Pemasaran Dinas Pariwisata Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) Arif Rahman Syah mengungkapkan, beberapa hari yang lalu mereka mendapat kunjungan dari Kemenparekraf RI.
“Itu adalah kunjungan untuk menerima undangan kami di Festival Wakatobi Wave tahun 2024, yang sempat hadir mewakili Pak Menteri adalah direktur film, musik, dan animasi, Muhammad Amin bersama tim berjumlah enam orang. Di dalam tim itu juga ada ibu Diana juga yang merupakan koordinator event di wilayah Sulawesi,” ungkapnya di Wangiwangi Selatan (Wangsel) baru-baru ini.
Dikatakannya, hal itu termasuk evaluasi juga untuk tahun selanjutnya terkait pelaksanaan kharisma event nusantara (KEN). Karena Wakatobi yang mewakili Provinsi Sultra.
“Selain festival Wakatobi Wave mungkin di tahun 2025 akan didorong dengan festival Wowine. Nah ini juga diwanti-wanti oleh tim-tim Kemenparekraf, bahwa selain Wakatobi Wave itu coba diangkat lagi dengan festival-festival yang lain,” terangnya.
Dia menjelaskan, salah satu yang sempat disampaikan tim kurator Kemenparekraf RI kepadanya, bahwa untuk kolosal Wakatobi Wave luar biasa. Kemudian karnaval juga yang cukup banyak,
“Karnavalnya banyak sekali, luar biasa kata mereka. Di tempat lain karnaval itu dibatasi. Jadi memang evaluasi kedepannya disampaikan kalau bisa dibatasi, demikian juga durasinya. Kemudian di masing-masing kecamatan itu ada atraksi yang khusus, yang menonjol. Kemudian di usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk di eksponya, UMKM itu juga yang kurang di kita ini adalah ekonomi kreati (Ekraf)-nya. Salah satunya itu ekrafnya yang masih kurang, karena lebih menonjol di eksponya kita adalah kuliner, kriya dan layanan,” paparnya.
Sehingga kedepan, kata dia, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) lebih ke perbaikan kualitas event, kemudian di ekspo UMKM ekraf juga harus ditambah. Misal kerajinan tangan itu dideret 5 atau 6 unit berjajar di venue utama, itu yang diharapkan tim kurator.
“Kalau evaluasi beliau (Ibu Diana), makanya sampai terlambat berangkat, karena mau mengikuti event dan konten kegiatan kita. Karena tahun lalu kan tidak ada even Bangka Mbule-mbule. Jadi yang bertambah di tahun ini adalah Bangka bule-bule, kemudian atraksi budaya Bajo yang tahun ini kita angkat. Jadi ini yang mereka semua tunggu sebenarnya,” katanya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, tema juga harus konek dengan rangkaian kegiatan selama ber-event. Kemudian dalam setiap event, tahun ke tahun itu harus mengangkat tema yang baru lagi.
Kendati festival Wakatobi Wave dikurasi terus selama 4 tahun ini. Sementara tahun ini dikurasi di akhir September untuk tahun 2025. Apakah layak lagi atau tidak setelah selesai Wakatobi Wave 2024.
“Inshaallah mudah-mudahan tahun depan juga kita bisa masuk di 110 event nasional. Tiap tahun itu harus ada yang baru, salah satunya yang baru tahun ini adalah Bangka Mbule-mbule dengan atraksi Bajo. Kalau kolosal, karnaval dia bilang sudah ada, bagus kolosalnya sudah cukup luar biasa,” tutupnya. (ADM)