KABARWAKATOBI.COM, WANGI-WANGI-Sebanyak 30 unit bubu lipat ikan atau Bulik Manis disalurkan kepada nelayan di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) melalui kolaborasi Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Semarang bersama Bappenas dan UNDP.

Penyaluran ini dilakukan bersamaan dengan pelatihan bubu lipat ikan mantap dan istimewa (Bulik Manis) idaman nelayan pada 17–20 November 2025 di Hotel Wisata, Wangiwangi Selatan.

Bubu lipat tersebut dibagikan kepada nelayan dari lima wilayah berbeda, masing-masing Pulau Binongko sebanyak 3 unit, Kaledupa 8 unit, Tomia 8 unit, Kapota 4 unit, dan Pulau Wangiwangi sebanyak 7 unit.

Pembagian ini disesuaikan dengan jumlah nelayan yang hadir serta kebutuhan operasional mereka di masing-masing wilayah.

Perwakilan BBPI KKP Semarang, Yasid, mengatakan penyaluran bubu lipat ini bertujuan memperkenalkan alat tangkap modern yang lebih efisien serta ramah lingkungan dibanding bubu bambu yang masih banyak digunakan nelayan Wakatobi.

“Kita ingin nelayan di sini mulai beralih ke bubu lipat yang lebih tahan lama dan mudah dibawa,” ujarnya.
“Mutu ikan lebih terjaga karena jaringnya tidak melukai hasil tangkapan,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa distribusi alat tangkap itu merupakan bagian dari upaya meningkatkan produktivitas nelayan sekaligus mengurangi biaya perawatan alat.

“Bubu bambu hanya bertahan dua bulan. Bubu lipat bisa sampai satu tahun lebih,” jelasnya.

Yasid menambahkan Wakatobi dipilih sebagai lokasi distribusi karena karakteristik nelayannya yang sangat bergantung pada bubu sebagai alat tangkap utama.

“Di Wakatobi, terutama nelayan Bajo, penggunaan bubu itu sangat tinggi. Jadi teknologi ini langsung menjawab kebutuhan lapangan,” katanya.

Selain pembagian alat, para nelayan juga dilatih membuat rangka, memasang jaring, serta mengoperasikan bubu lipat secara mandiri agar mampu memproduksi alat tersebut di daerahnya masing-masing.

Penyaluran 30 bubu lipat tersebut diharapkan menjadi langkah awal modernisasi alat tangkap di Wakatobi sekaligus membuka peluang peningkatan ekonomi nelayan melalui penggunaan teknologi yang lebih efisien dan berumur panjang.

Komentar

Silakan masukkan komentar anda!
Masukkan Nama *Wajib