KABARWAKATOBI.COM, WANGI-WANGI-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) memamerkan produk kerajinan perwakilan empat pulau Wakatobi di hari ulang tahun (HUT) Sulawesi Tenggara (Sultra) yang ke 61 di Kabupaten Kolaka. Empat pulau tersebut masing-masing adalah pulau Wangiwangi, Kaledupa, Tomia dan Pulau Binongko.
Kepala Bidang (Kabid) Perindustrian Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Wakatobi Kartini mengungkapkan, pameran tahun ini mereka membawa hasil produk perwakilan dari masing-masing pulau yang ada di Wakatobi.
Dari Pulau Wangiwangi Pemkab membawa kerajinan dari Menturu yang terbuat dari pandan hutan. Mulai dari anyaman tikar yang berbahan pandan hutan juga tas-tas tenunan berbagai model.
“Alhamdulillah itu yang menjadi barang terlaris, terus untuk pulau Kaledupa itu kami mengambil tenun dari desa Pajam, juga tenun Sobi yang dari Liya Wangiwangi Selatan. Nah untuk pulau Tomia kami membawa kerajinan anyaman bambu dari desa Khaianga yang juga merupakan binaan kami dari tahun lalu selama setahun,” ujarnya baru-baru ini.
Kartini menjelaskan, sebelumnya mereka mendapat anggaran dana alokasi khusus (DAK) fisik untuk peningkatan kapasitas sumberdaya manusia (SDM).
“Ada juga produk yang merupakan pengembangan diversifikasi produk yang pelatih teknisnya kami datangkan dari Yogyakarta,” jelasnya.
Dari pulau Binongko, kata Kartini, mereka membawa pisau dan parang khas Binongko yang juga masuk barang laris.
“Banyak yang antusias karena memang pulau Binongko itu terkenal dengan pulau pandai besi, nah itu semua yang kami Bawa,” katanya.
Lebih lanjut Kartini menjelaskan, dari pulau Kaledupa mereka membawa kerajinan khusus tenunan yang berasal dari desa Pajam mulai dari motif H, dan motif pagar.

“Termasuk pengembangan motif juga, mix dari H dengan pagar, terus ada juga yang terbuat dari dua jenis, ada yang pewarna alam dan sintesis. Alhamdulillah sampai hari kedua itu sudah laris, sudah laku empat lembar tenun,” terangnya.
Kartini menuturkan, yang paling laris pada pameran HUT Sultra di Kabupaten Kolaka adalah kerajinan tas dan tenunannya. Karena menurutnya, dari semua stand pameran di HUT Sultra produk di stand Wakatobi termasuk yang paling murah.
“Rp100 ribu ke bawah, under Rp100 ribu. Dari semua produk kami tidak mengambil biaya tambahan. Semua real harga dari pengrajin. Ambil banyak, kami diskonkan. Jadi kami di dinas yang menambah dari harga penenun biar barangnya laris. Untuk malam pertama penghasilan kami itu Rp3.050.000, malam kedua Rp3.190.000, malam ketiga Rp2.885.000 dan malam keempat Rp2.570.000. Jadi totalan Rp11.695.000. Itu semua nanti akan diserahkan lagi ke penenunnya dan kami data semua tenun yang kami bawa,” pungkasnya.
Sejumlah produk pengrajin yang dipromosikan Pemkab Wakatobi itu, berhasil terjual sebanyak Rp 11.695.000 ketika dipamerkan di stand Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda).
Berikut rincian laporan hasil penjualan Dekranasda Kabupaten Wakatobi tanggal 24 April 2025 :
– 1 tas teplek tenun = Rp65 ribu
– 1 tas handphone tenun = Rp50 ribu
– 3 tas besar tenun = Rp450 ribu
– 3 tas selempang tenun = Rp195 ribu
– 1 Bungkus tutup gelas anyaman pandan hutan = Rp100 ribu
– 1 buah dompet tenun = Rp60 ribu
– 1 buah pisau Binongko = Rp130 ribu
– 1 sarung dan selendang kain tenun boke = Rp1 juta
– 1 kain tenun boke pewarnaan alam = Rp1 juta
Total = Rp3.050.000
Laporan laporan hasil penjualan Dekranasda Kabupaten Wakatobi tanggal 25 April 2025.
– Sarung tenun boke sintesis = Rp800 ribu
– Tas anyaman pandan hutan = Rp100 ribu
– 3 Kampuru = Rp210 ribu
– 2 Tas selempang tenun = Rp140 ribu
– 2 Tas handphone tenun = Rp100 ribu
– 2 Sarung leja = Rp200 ribu
– 1 Kain Tenun Boke pewarnaan alam = Rp1 juta
– Pisau Binongko = Rp250 ribu
– 2 Syal Tenun = Rp240 ribu
– Tas Totebag tenun = Rp150 ribu
Total = Rp3.190.000
Laporan laporan hasil penjualan Dekranasda Kabupaten Wakatobi tanggal 26 April 2025
– 2 Tas tenun = Rp140 ribu
– 4 Kampuru = Rp280 ribu
– 4 Tas teplek tenun = Rp300 ribu
– 3 Tas selempang tenun = Rp180 ribu
– 3 Sarung leja = Rp300 ribu
– 6 Tas Hp tenun Rp300 ribu
– Tas tenun Kecil = Rp35 ribu
– 3 Tas tenun Teplek kecil = Rp150 ribu
– Parang binongko = Rp250 ribu
– Totebag tenun = Rp150 ribu
– Kain Tenun boke sintesis = Rp800 ribu
Total = Rp2.885.000
laporan hasil penjualan Dekranasda Kabupaten Wakatobi tanggal 27 April 2025
– 2 lembar tenun boke pewarnaan alam = Rp2 juta
– 1 parang Binongko =0Rp350 ribu
– 1 sarung Leja = Rp100 ribu
– 2 tas teplek tenun = Rp120 ribu
Total = Rp2.570.000
Total Keseluruhan = Rp11.695.000