KABARWAKATOBI.COM, WANGI-WANGI-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wakatobi memperingati Hari Keluarga Nasional (Harganas) yang ke-31 tahun 2024 di pelataran Marina Togo Mowondu, Kecamatan Wangiwangi, Sabtu (29/6/2024).

Pada acara itu, Bupati Wakatobi Haliana mengajak seluruh keluarga yang ada di Wakatobi untuk kembali ke keluarga karena keluarga adalah sumber warisan nilai karakter dan kualitas generasi berikut.

“Saya menyambut baik pula kegiatan gerakan kembali ke meja makan dan makan bersama keluarga karena bernilai penting dan memiliki makna strategis, apalagi sasarannya adalah seluruh keluarga Aparatur Sipil Negara (ASN) karyawan/karyawati BUMN dan BUMD di lingkungan Pemkab Wakatobi, melalui penyediaan aneka ragam pangan dan peningkatan konsumsi pangan yang berbasis pada potensi sumber daya lokal,” ujarnya

Haliana berharap, melalui momentum gerakan kembali meja makan dan makan bersama keluarga seluruh ASN karyawan/karyawati BUMN dan BUMD di lingkungan Pemkab Wakatobi menjadi upaya bersama untuk mengingatkan kembali keluarga-keluarga Indonesia khususnya keluarga di kabupaten Wakatobi, untuk meluangkan waktu dengan berkumpul dan berkomunikasi bersama antar anggota keluarga.

Momen makan bersama keluarga itu menurutnya, menjadi sarana untuk berdialog, berinteraksi dan berbagi kasih sayang demi memperkuat ketahanan keluarga. Dengan mengoptimalkan kembali ke meja makan dan makan bersama keluarga tentunya meja makan jadi ajang produk lokal yang efektif. Meja makan dan makan bersama keluarga tidak harus di restoran yang mahal tapi cukup di rumah masak sendiri produk sendiri.

“Bahwa untuk memenuhi kebutuhan gizi, vitamin dan karbohidrat pada tubuh, tidak harus mencari dan membeli makanan serta jajanan yang mahal. Namun, cukup dengan mengkonsumsi bahan pangan lokal yang beragam, bergizi, seimbang serta aman dan higienis. Mengingat pangan lokal juga berpotensi memiliki kandungan gizi dan karbohidrat yang cukup, dalam mendukung hidup sehat, aktif, produktif dan yang paling penting keluarga bebas stunting dengan pengelolaan menu sehat dapur sehat atasi stunting (Dashat),” tuturnya.

FOTO BERSAMA-Bupati Wakatobi didampingi ketua tim Penggerak PKK berfoto bersama pada acara Harganas di Marina Togo Mowondu.

Pemerintah yakin pola konsumsi melalui pemanfaatan pangan lokal dapat terpenuhi maka kedepannya pasti akan memiliki generasi yang sehat kreatif produktif cerdas dan berprestasi. Sehingga dapat membebaskan kabupaten Wakatobi dari stunting.

Karena salah satu penyebab timbulnya stunting itu adalah rendahnya akses terhadap makanan bergizi rendahnya asupan vitamin dan mineral serta kurangnya keragaman pangan maupun sumber protein hewani yang dikonsumsi.

“Kepada masyarakat dan seluruh instansi pemerintah maupun swasta kami mengajak dan menghimbau agar kegiatan seremonial apapun senantiasa sajikan olahan pangan lokal sebagai konsumsi kegiatan. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk edukasi dan sosialisasi serta terciptanya peluang peningkatan ekonomi bagi para pelaku usaha pangan lokal kita khususnya petani dan nelayan,”paparnya.

Begitu juga kepada dinas terkait dia menegaskan agar kegiatan serupa jangan berhenti sampai di situ saja, harus terus berlanjut dan harus sampai pada tujuannya.

“Karena tujuan kita adalah mencetak sumber daya manusia yang sehat tangguh secara fisik dan mental serta cerdas. Tiap keluarga harus menjadikan meja makan sebagai wadah berdialog berinteraksi dan berbagi kasih untuk memperkuat ketahanan keluarga,” katanya.

Dijelaskannya, penyajian makanan sehat di keluarga melalui pendekatan keanekaragaman konsumsi pangan yang berasal dari potensi dan kearifan lokal di daerah harus terus ditingkatkan untuk menciptakan keluarga yang keren sehat dan sejahtera.

“Ayo saling memberi perhatian bersosialisasi bersama dan saling berbagi, ini diyakini sebagai sarana ampuh untuk memecahkan berbagai persoalan keluarga. Patut kita syukuri sumber daya pangan lokal kabupaten Wakatobi seperti jagung umbi-umbian pisang dan lainnya cukup berlimpah dan telah lama dijadikan sebagai pangan pokok lokal oleh sebagian masyarakat. Namun pola konsumsi pangannya saja yang masih menunjukkan kurang beragam baik dari jenis pangan maupun keseimbangan gizinya,” jelasnya.

Lebih lanjut Haliana menyampaikan, terutama pada pola makan anak-anak sekarang yang cenderung kurang suka makan sayur dan buah. Namun lebih suka jajanan dari tepung yang kurang protein minim gizi dan tinggi karbohidrat.

“Sehingga sangat berdampak pada kurangnya asupan vitamin mineral dan protein sehingga tubuh kekurangan gizi dan mudah terserang penyakit. Pengetahuan akan pentingnya konsumsi pangan lokal perlu kita lakukan secara masif dan berkelanjutan sampai pada tingkat terkecil dalam kelompok masyarakat,” tuntasnya. (Adm)

Komentar

Silakan masukkan komentar anda!
Masukkan Nama *Wajib