KABARWAKATOBI.COM, WANGI-WANGI-Sudah sekitar 10 tahun Kabupaten Wakatobi ditetapkan sebagai Cagar Biosfer Dunia. Namun dengan status itu, pemerintah daerah (Pemda) belum bisa untuk mengkapitalisasi predikat tersebut oleh pendahulunya.
Di masa pemerintahan hari ini, julukan Wakatobi sebagai cagar biosfer dunia itu kembali di genjot oleh Bupati Wakatobi Haliana, agar dapat memberi pengaruh terhadap pendapatan dan kesejahteraan masyarakatnya.
“Selama ini yang belum pernah dilakukan oleh Pemda sejak ditetapkan sebagai cagar biosfer sejak 10 tahun yang lalu bahwa kita belum bisa mengkapitalisasi tentang status kita sebagai cagar biosfer,” ujar Bupati Wakatobi Haliana baru-baru ini di Wangiwangi.
Haliana menjelaskan, di sidang United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada tahun 2022 di Prancis, saat itu Spanyol itu sudah memiliki cagar biosfer lebih dari 50. Saat itu juga Spanyol juga mengusulkan kembali lima Cagar Biosfer.
“Saya sempat tanya kenapa kemudian negara-negara Eropa begitu inginnya untuk ditetapkan sebagai cagar biosfer karena ada manfaat luar biasa. Mereka bisa mengkapitalisasi status cagar biosfer itu untuk bisa mendapatkan pendapatan yang berpengaruh pada pendapatan dan kesejahteraan masyarakat di daerahnya,” jelasnya.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Pemerintah Daerah Kepulauan dan Pesisir Seluruh Indonesia (Aspeksindo) itu menerangkan, bahwa saat ini perusahaan-perusahaan besar di dunia yang menyumbang karbon dioksida ke udara akibat aktivitas pabrik mereka, mencari di mana kira-kira yang bisa menjadi kompensasi yang kemudian memproduksi karbon dioksida.
“Di Wakatobi ada yang kita pertahankan, lamun kita ini menjadi area produksi karbon sekarang kita punya hutan Mangrove yang luas, bersama Taman Nasional melakukan penanaman perluasan Mangrove dan kemudian terumbu karang kita, semua itu menjadi modal besar,” paparnya.
Harapan besar itu sudah dia sampaikan kepada Kementerian Investasi agar itu bisa dikolaborasikan bersama dengan Pemda lewat komando Kementerian. Agar bisa menyambungkan dengan perusahaan-perusahaan besar dunia yang bisa membeli karbon, membeli status cagar biosfer Wakatobi yang pada akhirnya akan berdampak pada Wakatobi.
“Dalam arti kata bahwa mereka sudah bisa menghitung satu kilo karbon yang diproduksi di hutan-hutan kita itu kira-kira mereka kompensasi berapa Dollar. Itu rupanya yang membuat kenapa negara Eropa, negara-negara maju berusaha betul untuk bisa mendapatkan status cagar biosfer bumi. Nah Wakatobi sudah 10 tahun ditetapkan belum pernah masuk ke situ, ini kita baru mau masuk,” ungkapnya.
Bupati berharap, tahun ini penetapan Wakatobi untuk melanjutkan status cagar biosfer mudah-mudahan segera diberikan dalam waktu dekat di UNESCO Paris.
“Mudah-mudahan tidak ada halangan supaya dilanjutkan lagi dan hubungan dunia Internasional bisa kita maksimalkan. Supaya manfaat langsung yang diberikan masyarakat dunia kepada Wakatobi,” harapnya (Adm)