KABARWAKATOBI.COM, WANGI-WANGI-Direktorat Lingkungan Hidup Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), dan tim Pembangunan Berketahanan Iklim (PBI) bekerjasama dengan Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI) KKP Semarang, tim United Nations Development Programme (UNDP) National Adaptation Plan (NAP) Project Indonesia berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) menyelenggarakan pelatihan pembuatan rumah ikan (Fish Apartemen) dan atraktor cangkang kerang untuk nelayan dan masyarakat pesisir Kabupaten Wakatobi.

Pelatihan dalam tangka PBI itu berlangsung mulai tanggal 17-20 September 2025 berlokasi di Desa Mola Utara dan di Desa Liya One Melangka.

Bupati Wakatobi Haliana yang diwakili Staf Ahli Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia (SDM) Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Wakatobi Muhammad Yunus mengatakan Wakatobi secara geografis memiliki 97 persen laut dan sosial budaya serta ekonomi masyarakatnya sangat dipengaruhi oleh sektor maritim.

Sehingga Pemkab menetapkan visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2021-2026 menjadi Kabupaten Konservasi Maritim Yang Sentosa dan Berkelanjutan. Untuk mengimplementasikan visi tersebut, maka salah satu sektor unggulan Wakatobi adalah kelautan dan perikanan.

Menurutnya kegiatan dalam rangka PBI tersebut berkaitan erat dengan penerapan perikanan berkelanjutan dan menudukung capaian Sustainable Development Goals (SDGs).

“Bupati Wakatobi menyampaikan terima kasih banyak kepada Bappenas dan UNDP. Kegiatan ini adalah sebuah langkah konkrit untuk beradaptasi dengan megatrend dunia khususnya perubahan iklim di wilayah pesisir di Kabupaten Wakatobi,” ujarnya.

Muhammad Yunus menjelaskan, kegiatan itu adalah kolaborasi Pemda Wakatobi dengan UNDP, bekerja sama dengan Bappenas, Balai Besar Penangkapan Ikan, serta para pemangku pentingan lokal untuk mendukung
pemerintah Indonesia melalui proyek NAP readiness yang didanai oleh Green Climate Fund (GCF).

“Selain itu, kegiatan ini juga adalah salah satu pendekatan utama dari inisiatif pembentukan laboratorium. pembangunan berketahanan iklim (LAB PBI), sebuah pusat inovasi yang dirancang untuk menguji coba, mendemonstrasikan, dan mereplikasi solusi adaptasi berbasis lokal relevan,” jelasnya.

Dia menerangkan, sumber daya alam pesisir dan laut Wakatobi adalah pilar penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, dan bberkeadilan.

“Namun di balik potensi itu, tersimpan tantangan besar yang mengancam keberlanjutan ekosistem pesisir kita. Tidak hanya penangkapan berlebih, destruktif fishing, Tapi fenomena perubahan iklim telah menjadi ancaman serius abad ini. Olehnya itu kegiatan ini adalah bagian dari upaya nyata kita bersama untuk menjaga keberlanjutan sumber daya perikanan Wakatobi,” terangnya.

Lebih lanjut Muhammad Yunus menjelaskan pemasangan apartemen ikan, dan atraktor ikan merupakan salah satu solusi berbasis ekosistem pesisir untuk mendukung rehabilitasi habitat ikan serta
menciptakan tempat berlindung, berkembang biak, dan tumbuh kembang bagi berbagai jenis ikan dan biota laut lainnya

“Semoga kegiatan ini membawa berkah bagi pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Wakatobi dan Indonesia,” tutupnya.

Komentar

Silakan masukkan komentar anda!
Masukkan Nama *Wajib