KABARWAKATOBI.COM, WANGI-WANGI-Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wakatobi menyelenggarakan fasilitasi intensifikasi dan integrasi pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) di wilayah khusus Kecamatan Wangiwangi Selatan (Wangsel).
Acara yang diselenggarakan di kantor Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Wakatobi itu turut dihadiri oleh Kepala perwakilan BKKBN Provinsi Sultra yang diwakili oleh ketua tim kerja akses kualitas layanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi dr. Fithriyani Abu Kasim, M.Kes beserta rombongan, ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Eliati Haliana dan ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Wakatobi Nurcita Nadar.
Kegiatan itu dirangkaikan dengan launching (Peluncuran) Gerakan Masyarakat Sehat Cegah Stunting (Gemas Casting) Pos Pandu Casting Pelayanan Terpadu Cegah Stunting.
Di kesempatan itu, Bupati Wakatobi Haliana menerangkan, sebagai kepala daerah sangat mengapresiasi dan mendukung penuh pelaksanaan kegiatan di Kecamatan Wangsel, sebagai lokasi penyelenggaraan kegiatan intensifikasi dan integrasi pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) di wilayah khusus. Wangsel memiliki karakteristik geografis wilayah dan sosial yang unik yang seringkali menimbulkan tantangan tersendiri
dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan, termasuk pelayanan KBKR. Keterbatasan aksesibilitas, kondisi geografis yang menantang, serta faktor sosial budaya yang beragam.
“Salah satunya adalah dari 21 Desa/Kelurahan yang ada di kecamatan Wangsel, ada 5 desa yang masyarakatnya tinggal di atas lautan atau biasa kita kenal dengan kampung Bajo, ada 5 desa diantaranya berada di pulau Kapota yang apabila kita kesana harus menyebrangi lautan sekitar 15 menit,” terangnya di Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Wakatobi, Selasa (16/9/2025).
Kondisi tersebut, lanjut Haliana, merupakan beberapa kendala yang memerlukan penanganan komprehensip dengan meningkatkan akses pelayanan KB melalui intensifikasi dan integrasi pelayanan KBKR bersama mitra kerja, yang merupakan salah satu upaya mewujudkan generasi yang sehat, cerdas, kuat dan tidak stunting serta untuk meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat dalam pencegahan stunting.
Dipaparkan Haliana, intensifikasi dan integrasi pelayanan KBKR di wilayah khusus adalah upaya untuk meningkatkan akses dan
kualitas layanan KBKR di daerah yang memiliki tantangan geografis dan sosial-budaya.
“Ini dilakukan melalui pendekatan yang lebih (fokus (intensifikasi) dan kolaborasi lintas sektor (integrasi). Melalui intensifikasi, kita fokus meningkatkan upaya pelayanan agar lebih masif dan menjangkau hingga pelosok-pelosok yang paling membutuhkan. Sedangkan melalui integrasi, kita membangun sinergi dan kolaborasi yang kuat antara berbagai pihak, mulai dari pemerintah tenaga kesehatan, tokoh masyarakat, hingga kader-kader di lapangan,” paparnya.
Haliana menerangkan, tujuan pemerintah jelas, yaitu memastikan setiap keluarga di wilayah Kecamatan Wangsel khususnya dan masyarakat Kabupaten Wakatobi pada umumnya bisa mendapatkan haknya untuk merencanakan keluarga mendapatkan akses kontrasepsi yang aman, serta memiliki pemahaman yang baik tentang kesehatan reproduksi.
Menurut Haliana langkah itu bukan hanya tentang menekan angka kelahiran, tetapi juga upaya bersama untuk meningkatkan kualitas hidup, mencegah stunting, dan membangun generasi yang lebih sehat dan sejahtera.
Haliana berharap, agar tujuan dari kegiatan itu bisa tercapai, diantaranya dapat meningkatkan akses dan jangkauan layanan KBKR ke wilayah terpencil, meningkatkan kualitas pelayanan melalui peningkatan kompetensi tenaga kesehatan dan penyediaan alat kontrasepsi yang memadai, menggalakkan partisipasi masyarakat dalam program KB, menurunkan angka kebutuhan KB yang tidak terpenuhi (Unmet Need), terutama melalui penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP), untuk menekan angka kematian ibu dan mencegah stunting, mewujudkan keluarga berkualitas di daerah prioritas atau wilayah khusus.
Lebih lanjut Haliana menjelaskan, dalam pelaksanaan intensifikasl dan integrasi KBKR di wilayah khusus ada beberapa strategi yang bisa dilaksanakan dengan menyesuaikan kondisi setempat, diantaranya adalah memberikan pelayanan KB bergerak untuk menjangkau masyarakat di daerah kepulauan atau terpencil,
melibatkan berbagai pihak melalul kolaborasi lintas sektor, seperti TNI, POLRI, TP-PKK, LSM dan mitra kerja lain.
Selain itu, mendorong penggunaan MKJP seperti IUD, implant dan metode Kontrasepsi Mantap (Kontap) yaitu metode operasi wanita (Mow/Tubektomi) dan metode operasi pria (Mop/Vasektomi), mengembangkan pendekatan yang sesuai dengan kondisi sosial dan geografis wilayah setempat, meningkatkan pelatihan bagi tenaga medis dan membangun infrastruktur pendukung, melakukan edukasi dan sosialisasi secara berkelanjutan, adanya inovasi-inovasi dalam pelayanan KB yang adaptif terhadap kebutuhan dan karakteristik spesifik wilayah Kecamatan Wangsel.
“Saya berharap kegiatan ini dapat menjadi bekal pengetahuan dan motivasi yang kuat pada diri kita semua. Integrasi pelayanan KBKR ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan. Tidak hanya untuk menekan angka stunting, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara menyeluruh. Keberhasilan program ini akan menjadi warisan berharga bagi generasi mendatang. Mari kita jadikan momentum ini untuk terus bekerja keras, berinovasi, dan memberikan pelayanan terbaik,” harapnya.