KABARWAKATOBI.COM,WANGI-WANGI-Operasi pasar reguler dan pasar khusus (Pasar murah) pemerintah daerah (Pemda) melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) kerjasama tim penggerak pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga (TP-PKK) Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) digeruduk ratusan emak-emak di gedung Dharma Wanita Wangiwangi, Selasa, (11/4/2023).
Pasar murah itu didampingi langsung oleh Kepala Seksi (Kasi) Intelijen Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Wakatobi Deny Mulyawan.
Pasar murah yang diselenggarakan pada bulan suci ramadan ini menyediakan kurang lebih sebanyak 2.771 paket sembako yang bakal disebar di Wakatobi.
Kepala Dinas Perindag Safiuddin menyebutkan, untuk di pulau Wangiwangi sebanyak 1.271 paket dan Wakatobi II sebanyak 1.500. Di dalamnya berupa beras kualitas nomor 1 ukuran 7 kilogram, gula pasir 1,5 kilogram, minyak goreng Bimoli 2 liter dan tepung terigu ukuran 1,5 kilogram.
“Kalau tahun-tahun sebelumnya hanya Rp11 ribu, 30 persen tahun ini kerena kecukupan anggaran kita cukup bagus. Tahun ini harga Rp200 ribu kita beri diskon 50 persen dengan harga Rp100 ribu setiap paket,” ujarnya.
Safiuddin menerangkan, pelaksanaan pasar merupakan salah satu langkah Pemda, untuk meningkatkan daya beli masyarakat agar bisa kuat. Mengingat harga kebutuhan pokok beberapa hari terakhir cukup tinggi di banding tahun-tahun sebelumnya.
Disamping itu juga, kata dia, diadakannya pasar murah tahun itu merupakan salah satu langkah Pemda menguatkan pengusaha lokal. Semua penyediaan barang untuk pasar murah tersebut bersumber dari para pengusaha lokal di daerah, sehingga tidak lagi membeli dari luar daerah.
“Niat Pemda bagaimana masyarakat meningkat daya belinya, apalagi saat ini kita tahu persis pasca Covid-19 itu sisi perekonomian Indonesia belum stabil sampai sekarang. Kami pikir ini adalah langkah yang luar biasa yang dilakukan oleh pak Bupati,” terangnya.
Dia mengungkapkan, kebijakan Bupati Wakatobi Haliana menginginkan pasar murah tidak hanya diadakan sekali setahun. Bupati menginginkan agar dilakukan dua sampai tiga kali dalam setahun. Tetapi hal tersebut tetap akan dilihat kondisi minimalnya.
“Anggaran tahun ini cukup besar dibanding tahun sebelumnya, terkadang memang Rp100-Rp150 juta. Kalau tahun ini inshaallah sampai akhir tahun anggarannya kurang lebih Rp1,2 miliar,” pungkasnya.
Salah seorang ibu rumah tangga, Ayu mengatakan, diskon 50 persen pasar murah Pemda yang bekerjasama dengan tim penggerak PKK itu meringankan biaya pengeluaran.
Makhluk terkuat di atas muka bumi itu berharap agar pasar murah dapat dilaksanakan mulai bulan Januari hingga Maret disaat anggaran daerah belum maksimal mengalir.
“Karena kami ibu-ibu pedagang rumahan ini juga bergantung pada anggaran belanja daerah, dan belanja pegawai. Apalagi pelanggan kami rata-rata adalah pegawai. Di sisi lain paket yang ditawarkan pasar murah ini menguntungkan kami, karena perbandingan harga dengan di pasar pada umumnya sangat jauh berbeda selisihnya,” katanya. (Adm)