KABARWAKATOBI.COM, WANGI-WANGI-Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia (RI) menyalurkan 36 paket sarana prasarana (Sarpras) kebun bibit rumput laut (KBRL) secara simbolis.
Inspektur III KKP RI Wahyudi Purwanto menyebutkan, 36 paket sarpras tersebut diperuntukkan bagi 17 kelompok pembudidaya rumput laut di pulau Wangiwangi, 14 kelompok di pulau Kaledupa dan 5 kelompok si pulau Tomia, dengan total 36 kelompok. Sumber anggarannya berasal dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) KKP, Direktorat Jenderal (Ditjen) Perikanan Budidaya tahun anggaran 2023.
Setiap paket itu terdiri dari 100 kilogram bibit rumput laut Cottonii, tali utama 276 meter, tali jangkar 585 meter, tali bantu utama 56 meter, tali bentang 2.500 meter, tali pengikat pelampung 850 meter, tali pengikat bibit 2.000 meter, pemberat beton 26 buah, pelampung utama 6 buah, pelampung pendukung 7 buah dan pelampung kecil 850 buah.
Garansi bibitnya satu minggu, kata dia, kalau bibitnya mati dalam waktu tersebut agar segera disampaikan, di dokumentasikan dan segera dilaporkan kepada penyuluh atau pada dinas. Meski bantuannya kurang banyak, namun dia berharap agar dapat dikelola dengan baik. Karena di pemerintah juga, ada keterbatasan penganggaran.
“Yang terpenting adalah proses pasca produksi/hilirnya apakah ada offtaker-nya atau tidak. Mudah-mudahan niat pak Bupati agar pengusaha atau pabrik bisa ada kegiatan di Wakatobi. Sehingga semua produk-produk rumput laut termanfaatkan atau bisa meningkatkan taraf hidup dari masyarakat Wakatobi yang sebagian besar adalah masyarakat pelaut,” harapnya pada penyerahan bantuan di kantor Desa Liya Bahari, Minggu, (23/7/2023).
“Kami dapat info bahwa pak presiden akan meninjau, mudah-mudahan yang diterima bisa berhasil, modeling berhasil sehingga kalau Presiden jadi datang, nama Wakatobi lebih bagus lagi,” lanjutnya.
Direktur Perbenihan Ditjen Perikanan Budidaya Kelautan Perikanan KKP RI Nono Hartanto mengungkapkan, kehadiran Inspektur III ke Wakatobi untuk mengecek langsung dan memastikan bahwa kegiatan-kegiatan yang terkait dengan bantuan-bantuan yang sudah dilaksanakan maupun yang bakal dilaksanakan bisa berjalan dengan baik.
Di lokasi yang sama, Bupati Wakatobi Haliana berkata, tidak banyak daerah di Indonesia yang memiliki kesempatan dan diperhatikan seperti Wakatobi, sehingga perhatian yang diberikan KKP RI merupakan peluang yang baik untuk dimanfaatkan.
Menurut Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Pemerintah Daerah Kepulauan dan Pesisir Seluruh Indonesia (Aspeksindo) itu, bantuan ini memang tidak seberapa, namun kalau dihitung-hitung, bukan biaya sedikit yang dikeluarkan kalau misalkan pembudidaya rumput laut membeli tali sendiri, beli pelampung, membeli bibit untuk 17 lokasi, pasti menghabiskan biaya puluhan juta.
Lebih lanjut kader Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan itu menjelaskan, bahwa intinya masyarakat dikasih gratis, hanya perlu dikembangkan, diperbanyak kemudian bisa dijual kembali. Perlu dimaksimalkan karena diberikan bantuan bibit secara cuma-cuma, alam gratis dan sarana gratis.
“Kita hanya menjaga dan tidak sibuk-sibuk amat. Dengan waktu 25 hari masyarakat sudah siap menerima uang, intinya. Bukan hanya proposal tapi juga diri saya saya serahkan ke KKP agar kita di Wakatobi dibantu, lewat uluran tangan pak Menteri hingga saya menyusul sampai Indramayu dan Cirebon. 24 jam tidak tidur hanya u tum membawa supaya semua berkah-berkah dari KKP ada di Wakatobi. Karena di sini juga mayoritas, sehingga ditetapkan sebagai kampung budidaya rumput laut melalui SK Menteri” pungkasnya. (Adm)