KABARWAKATOBI.COM, WANGI-WANGI-Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) bekerjasama dengan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Wakatobi menyelenggarakan Pertemuan Lansia Berdaya (SIDAYA) Tingkat Kabupaten di Kabupaten Wakatobi.
Dalam pertemuan itu tercatat sebanyak 30 orang warga mengikuti wisuda sekolah lansia wisata Standar 1 (S1) angkatan IV tingkat Provinsi Sultra tahun 2025 dari kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL) Desa Sombu, Kecamatan Wangiwangi. Para lansia rata-rata berusia 60 tahun keatas.
Acara itu dihadiri dan dibuka langsung oleh Bupati Wakatobi Haliana sekaligus sebagai ketua senat wisuda sekolah lansia wisata S1 kelompok BKL Desa Sombu. Di kesempatan itu Bupati Wakatobi Haliana didampingi oleh Wakil Bupati Safia Wualo, ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Eliati Haliana, ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Nurcita Nadar dan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Wakatobi Ld. Safihuddin.
Pelaksanaan lanjut usia berdaya itu merupakan salah satu program Quick Wins SIDAYA Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN dalam upaya meningkatkan indeks lansia, tindaklanjut dari Peraturan Presiden Nomor 88 Tahun 2021 tentang Strategi Nasional Kelanjutusiaan dan Peraturan Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN Nomor 96/KEP/F3/2025 tentang panduan pelaksanaan lanjut usia berdaya.
Bupati Wakatobi Haliana mengatakan, program itu untuk mewujudkan lansia yang mandiri, sejahtera, sehat dan bermartabat, maka perlu diapresiasi pembentukan sekolah lansia wisata dari kelompok BKL di Desa Sombu.
“Para lansia berhak mendapatkan pendidikan yang layak seperti warga negara lainnya. Dengan mendapatkan pendidikan, maka lansia akan lebih berdaya dalam menjalani hari tuanya. Mengingat pada masa usia lanjut, manusia melalui proses menua dan akan mengalami degenerasi atau kemunduran dari segi kemampuan ekonomi, fisik, psikologis dan sosial. Maka diperlukan perhatian dari Pemerintah dalam menangani hal tersebut,” katanya di Vila Nadila, Senin (15/9/2025).
Haliana menjelaskan, sekolah lansia merupakan salah satu upaya komprehensif dari Pemerintah agar dapat menggali potensi lansia, guna mewujudkan Lansia yang Sehat, Mandiri, Aktif dan Produktif (SMART).
“Melalui tujuh dimensi lansia tangguh yakni dimensi spritual, fisik, emosional, intelektual, sosial kemasyarakatan, profesional vokasional dan lingkungan, sehingga lansia diharapkan tetap mampu mandiri dan berkontribusi bagi masyarakat,” harapnya.
Haliana menerangkan, pelaksanaan program sekolah lansia wisata di Desa Sombu tentunya tidak akan berhasil tanpa usaha dan dukungan dari semua pihak, khususnya dalam hal ini adalah Perwakilan BKKBN Provinsi Sultra, Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kabupaten Wakatobi, Camat, Kepala Desa serta seluruh masyarakat Desa Sombu.
“Khususnya yang memiiki lansia untuk terus mendukung dan memotivasi lansianya, agar dapat ikut serta dalam kegiatan sekolah lansia ini. Saya berharap agar sekolah lansia di Desa Sombu yang merupakan sekolah nonformal akan berkembang dan dapat menjadi percontohan untuk Desa/Kelurahan lainnya di Kabupaten Wakatobi yang kita cintai ini,” imbuhnya.