KABARWAKATOBI.COM, WANGI-WANGI-Satu orang jemaah haji asal Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) meninggal dunia di tanah suci.
Almarhum adalah Haji Muhammad Rusdin Hadia dari pulau Binongko yang berlatar belakang sebagai seorang guru di pulau tersebut.
Pelaksana harian (Plh) kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Wakatobi Hasnan Karya menyebutkan, data yang diberangkatkan tercatat sebanyak 85 orang, sementara data kepulangan dan secara resmi diterima di daerah sebanyak 84 orang, ditambah dengan jamaah dari Provinsi Papua, sebanyak 5 orang.
Di kesempatan itu, Hasnan Karya menyampaikan duka cita kepada jamaah haji asal Kabupaten Wakatobi, almarhum Haji Muhammad Rusdin Hadia, yang telah berpulang kepada Rahmatullah pada hari Sabtu 7 Juni 2025 jam 19.40 waktu Arab Saudi.
“Almarhum wafat di tanah suci dalam keadaan menjalankan ibadah haji. Kemenag Kabupaten Wakatobi menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga yang ditinggalkannya. Semoga almarhum Husnul Khatimah diterima amal ibadahnya dan mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT, amin,” ujarnya pada penyambutan jemaah haji di rumah jabatan Bupati Wakatobi, Kecamatan Wangiwangi, Kamis (10/7/2025).
Di tempat yang sama, Bupati Wakatobi Haliana menuturkan, atas nama pribadi dan Pemerintah Kabupaten menyampaikan duka cita atas meninggalnya warganya tersebut.
“Di tengah-tengah rasa syukur kita pada hari ini. Kami juga berbagi duka yang mendalam. Atas wafatnya satu jemaah kita almarhum Haji Muhammad Rusdin Hadia yang berpulang ke rahmatullah. Almarhum telah menunaikan panggilan suci hingga akhir hayatnya di tanah suci Mekkah Al Mokarromah,” tuturnya.
“Kami menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada keluarga yang ditinggalkan. Semoga almarhum husnul khatimah dan diterima seluruh amal ibadahnya dan mendapatkan tempat yang terbaik di sisi Allah subhanahu wa ta’ala, amin” imbuhnya.
Haliana berharap, dengan introspeksi dan pengalaman-pengalaman spiritual jemaah haji dalam menjalankan rukun islam yang kelima tersebut, juga memperbaiki hubungan-hubungan antara keluarga, adik dan kakak, bapak, ibu, dan anak, begitu pula orang tua dengan anak-anaknya dan sebaliknya, juga di kehidupan bermasyarakat.
“Tentu kita akan memuliakan karena sejatinya kita sebagai manusia, di situ juga ada zat-zat Allah yang terlahir dan terpatri di dalam diri masing-masing. Harus saling menghargai, saling mencintai. Inshaallah dengan itu, maka niatan kita untuk membangun kehidupan yang baik dan mewujudkan Wakatobi sentosa yang berkelanjutan. Inshaallah itu akan bisa terjadi sekarang dan masa akan datang,” imbunya.
Mudah-mudahan dengan kehadiran kita sebagai haji mabrur, ini akan membawa ketauladanan, kemudian juga kesejukan-kesejukan di masyarakat kita dan keberkahan bagi lingkungan kita,” pungkasnya.